Senin, 29 April 2013

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK & PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
            Memahami perekmbangan aspek afektif peserta didik merupakan salah satu faktor untuk mencapai hasil  yang baik dalam proses pendidikan, tidak hanya dalam hasil akademik tapi juga dalam hal pembantukan moral.
            Afektif mencakapu emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang perkembangan afektif siswa sangat penting untuk keberhasilan belajarnya. Setiap peserta didik memiliki emosi yang berbeda, sehingga rangsangan yang diberikan juga harus berbeda.
            Reaksi emosional dapat berkembang menjadi kebiasaan, sehingga mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap individu ataupun peserta didik.

1.2      Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan perkembangan Afektif adalah :
1.    Memahami karakteristik setiap individu
2.    Apa pengertian emosi?
3.    Bagaimana karakteristik perkembangan emosi?
4.    Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan emosi?
5.    Apa hubungan antara emosi tingkah laku serta pengaruh emosi terhadap tingkah laku?
6.    Pengaruh perbedaan individu dalam perekmbangan emosi?
7.    Bagaimana upaya pengembangan emosi remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan?
8.    Bagaimana karakteristik nilai, moral, dan sikap remaja
9.    Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap?
10. Perbedaan individual dalam perekembangan nilai, moral, dan sikap?
11. Bagaimana upaya mengembangkan nilai, moral, dan sikap remaja serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan?


BAB II
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU

A.        Individu dan Karekteristiknya

1.    Pengertian Individu
   Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Kini bangsa Indonesia telah menganut sesuatu pandangan, bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai cirri atau karakter hakiki atau sifat kodrat manusia yang seimbang antarberbagai segi, yaitu segi : (i) individu dan social, (ii) jasmani dan rohani, dan (iii) dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama, manusia dengan alam sekitarnya atau lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan.
Uraian tentang manusia berkaitan dengan kedudukannya sebagai pesert didik, haruslah menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakiki manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk social, sebagai kesatuan jasmani dan rohani,dan sebagai makhluk Tuhan yang menempatkan hidupnya didunia sebagai persiapan hidupnya di akhirat. Sifat-sifat dan cirri-ciri tersebut merupakan hal yang secara mutlak disandang oleh manusia, sehingga manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh.
   Individu atau individual berarti : tidak dapat dibagi (un-divided), tidak dapat dipisahkan; keberadaanya sebagai makhluk yang pilah dan tunggal, khas; berbeda dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus itu (Webster’s, 743).  
Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawaperubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya.
Sejak lahir, bahkan sejak masih didalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan sifat kodrati manusia yang harus mendapat perhatian secara seksama. Mengingat pentingnya makna pertumbuhan dan perkembangan ini, maka persoalan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan akan dijelaskan secara khusus dibagian lain. Untuk member gambaran singkat bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan, bahwa istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek social.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. . pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.

2.    Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.
Seorang anak mungkin mulai pendidikan formalnya ditingkat Taman Kanak-Kanak pada usia empat atau lima tahun. Pada awal ia memasuki sekolah mungkin tertunda sampai ia berusia lima atau enam tahun tanpa mempedulikan beberapa umur seseorang anak. Karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya ke sekolah akhirnya terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal itu tampaknya mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasilanya di sekolah dan masa perkembangan hidupnya dikelak kemudian.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Sejauh mana seorang dilahirkan menjadi individu seperti “dia” atau sejauh mana seorang individu dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan tetap merupakan subjek penelitian dan diskusi. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan factor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang karakteristikyang berkaitan dengan social psikologis banyak dipengaruhi oleh factor lingkungan.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oelh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang. Masing-masing rangsangan tersebut, baik secara terpisah atau terpadu dengan rangsangan yang lain, semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku manusia dibawa sejak lahir. Hal itu akhirnya membentuk sesuatu pola karakteristik tingkah laku yang dapat diwujudkan oleh seseorang sebagai individu yang berbeda dengan individu-individu lain.

B.        Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Makna pertumbuhan sering diartikan sama dengan perkembangan, sehing-ga kedua istilah itu penggunaannya sering kali dipertukarkan untuk makna yang sama. istilah pertumbuhan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantutatif semakin besar dan atau panjang, sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digu-nakan untuk menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social.
Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkambangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, social, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut.
Perekmbangan-perkembangan dasar atau esensi dari lingkungan belajar mangajar yang senat adalah suasana belajar yang secara nyata dapat menumbuh-kan munculnya perasaan yang terdapat antara siswa dan guru di dalam kelas. Pe-rasaan-perasaan tersebut tergantung pada peran esensi situasi bela-jar yang kondusif dan sehat adalah situasi belajar yang dapat menumbuhkan “pe-rasaan dekat” antara guru dan anak, merasa saling menumbuhkan, salaing meng-hargai, dsb. Dengan perasaan saling memperhatikan yang terdapat antara guru dan anak dalam proses belajar – mangajar, sikap guru yang merupakan cerminan perasaan yang melandasi transaksi belajar – mengajar diantaranya adalah :
1.    Penerimaan (acceptance), sikap ini meliputi pengenalan dan pengakuan terhadap berbagai kemampuan dan keterbatasan mental, emosi, fisik, dan sosial yang dimiliki anak. Sikap acceptance tersebut harus dilandasi pe-mahaman bahwa guru mempunyai kepercayaan terhadap diri sen-diri berupa kemampuan mengajar dan kemampuan dalam mengha-dapi anak.
2.    Rasa aman
 Rasa ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu memperoleh pemenuhan sehingga dalam proses belajar mengajar diperlukan pula adanya rasa disayangi dan diterima oleh kelompok dan guru. Jika anak dalam kegiatan pembelajaran merasa aman dan kerasan selama proses pengajaran ber-langsung dan termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan sungguh-sungguh.
3.    Pemahaman akan adanya individualitas (differences), pemahaman pendidik bahwa tidak ada manusia yang sama serta perilaku siswa selalu bersifat unik menjadikan diperlukan kesabaran dalam menghadapi berbagai perilaku anak. Guru hen-daknya dapat bersikap bijak dan dapat menjaga keseimbangan an-tara sikap otoritatif dan sikap ngemong.
a.    Menggunakan cara-cara yang demokratis
Penggunaan cara yang demokratis dalam proses pembela-ran termanifestasi dalam perilaku saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, adanya perencaan atau kontrak pembelajaran yang kooperatif atau berdasar pada kesepakatan serta pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Cara tersebut akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Dalam proses belajar mengajar, anak hendaknya juga memperhitungkan suara agar suasana kelas tidak menjadi kaku.
b.    Sikap bersahabat
Dengan dilandasi pemahaman terhadap berbagai kemam-puan dan kekurangan yang ada pada anak, sikap percaya serta kesabaran dari guru sebagai pengajar, akan memun-culkan rasa “saling”, dimana guru sebagai pendidik selalu berusaha untuk mengkomunikasikan apa yang diharapkan dari anak didik, memberikan arahan, bantuan, dan bombi-ngan agar harapan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, termasuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan secara terbuka permasalahannya sehingga akan tercapai kepuasan antara dua

a.    Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hing-ga ia dewasa.
Ø  Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebalum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu me-rupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk system yang lengkap.
Ø  Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik ma-nusia berlangsung sampai masa dewasa. Pertumbuhan fisik baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkemban-gan fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana anak ini me-mandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.
b.    Intelek
Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak. Maka, kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain “ke-mampuan berpikir”.
c.    Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu Kebu-tuhan Jasmani dan Kebutuhan Rohani.
d.    Sosial
Dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Se-tiap manusia memerlukan lungkunga dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya. Dalam perkembangannya, setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
e.    Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang diseki-tarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan dunia lain. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tan-da, gerak, dan suara untuk menyampaukan isi pikiran kepada orang lain.
f.     Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki pleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang.
g.    Sikap, nilai, dan moral
Menurut Bloom, tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan men-jadi 3 sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), penguasaan psikomotorik.



B.    Perkembangan, Nilai, Moral dan Sikap Remaja
1.   Karakteristik Nilai, Moral dan Sikap Remaja

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya remaja sangat memerlukan kelompok social yang dapat menerima dia sebagaiman adanya, corak dan kehidupan kelompok remaja akan dapat merubah perilaku remaja seperti pola dan perilakunya. Michel meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja :
1.      Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak.
2.      Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.
3.      Penilaian moral menjadi semakin kognitif, sehingga remaja lebih berani mengambil keputusan.
4.      Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
5.      Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan emosi.

2. Karakteristik Perkembangan Emosi
a. Cinta atau kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kafasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” didalam masa kehidupannya setelah mencapai belasan tahun (Garrison, 1956:483). Para remaja yang berontak secara terang-terangan dan nakal besar kemungkinan disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
b. Gembira
Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berjalan dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai sahabat atau diterima cintanya.
c. Kemarahan dan permusuh
 Dimana kita ketahui bahwa dicintai dan mencintai adalah gejala emosi bagi perkembangan pribadi yang sehat. Rasa marah juga penting dalam kehidupan, karena melalui rasa marahnya seseorang tuntutannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri. Dalam upaya memahami remaja ada empat faktor yang sangat penting sehubungan dengan rasa marah:
1.      Adanya kenyataan bahwa perasaan marah berhubungan dengan usaha manusia untuk memiliki dirinya dan menjadi dirinya sendiri.
2.      Pertimbangan penting lainnya ialah ketika individu mencapai masa remaja, dia tidak hanya merupakan subjek kemarahan yang berkembang dan kemudian menjadi surut tapi juga mempunyai sikap-sikap dimana ada sisa kemarahan masa lalu.
3.      Seringkali perasaan marah segaja disembunyikan dan seringkali samar-samar.
4.      Kemarahan mungkin berbalik pada dirinya sendiri.

d. Ketakutan dan kecemasan
Menjelang anak mencapai masa remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan panjang yang mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Biehler membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia:
1.  Remaja rentang usia 12-15
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang sangat cepat, yaitu dengan mulai tumbuhnya ciri-ciri keremajaan yang terkait dengan matangnya organ-organ seks. Perumbuhan fisik yang terkait dengan seksual ini mengakibatkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekawatiran pada diri remaja. Bahkan kondisi ini dapat mempengaruhi kesadaran beragamanya, apalagi jika remaja kurang mendapatkan pengalaman atau pendidikan agama sebelumnya. Remaja cenderung skeptis (acuh tak acuh dan cuek) sehingga malas dan enggan melakukan berbagai ritual keagamaan, seperti sholat.

Ciri-ciri emosional remaja pada usia 12-15 tahun (Biehlier:1972):
1.  Pada usia ini seorang siswa atau anak lebih banyak murung dan tidak dapat diterka.
2.  Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
3.  Ledakan-ledakan kemarahan bisa terjadi.
4.  Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain.
5.  Siswa-siswa mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif dan mungkin marah apabila mereka ditipu dengan gaya guru yang bersikap serba tahu (maha tahu).

2.  Remaja rentang usia 15-18
Ciri-ciri emosional remaja pada usia 15-18 tahun:
1.  Pemberontakan remaja merupakan pernyataan-pernyataan atau ekspresi perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke dewasa.
2.  Karena bertambahnya kebebasan mereka, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tua mereka.
3.  Siswa pada usia ini sering melamun, memikirkan masa depan mereka.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Pada dasarnya, pola perkembangan emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak, hanya saja penyebab muncul dan memuncaknya emosi yang berbeda. Pada masa anak-anak, ledakan lebih banyak disebabkan olen hal-hal yang bersifat materil kongkret, sedangkan pada masa remaja penyebabnya bersifat abstrak, misalnya menjadi marah jika dikatakan sebagai kanak-kanak, merasa diperlakukan tidak adil atau ditolak cintanya. Pelampiasan emosi pada remaja tidak lagi dalam bentuk yang meledak-ledak dan tidak terkendali seperti menangis keras atau bergulung-gulung, tetapi lebih terlihat dalam gerakan tubuh yang ekspresif, tidak mau bicara atau melakukan kritik terhadap objek penyebab. Perilaku semacam ini disebabkan oleh mulai adanya pengendalian emosi yang dilakukan remaja dan biasanya  tercapai kematangan emosional pada akhir masa remaja (Sitti Hartina:2008).
Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock, 1960:266).
Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain:
1. Belajar dengan coba-coba
 Anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya, dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan kepuasan.

2. Belajar dengan cara meniru
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati.

3. Belajar dengan dengan cara mempersamakan diri
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati.

4. Belajar melalui pengkondisian.

5. Pelatihan atau belajar dibawah bimbingan pengawasan terbatas pada asfek  reaksi.





BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN
Emosi adalah efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Jenis emosi yang secara normal diantara lain: perasaan cinta, gembira, takut, cemas dan sedih.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain: tingkat  kematangan dan faktor belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan, kita sebagai pendidik dapat melakukan beberapa upaya dalam pengembangan emosi remaja. Misalnya, konsisten dalam pengelolaan kelas, pengelolaan diskusi yang baik dan sebagainya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan nilai, moral, dan sikap adalah menciptakan komunikasi disamping memberi informasi dan remaja diberi kesempatan untuk berpartisifasi untuk asfek moral, serta menciptakan sistem lingkungan yan serasi. Perkembangan pada anak akan melewati tahapan-tahapan tertentu dan setiap tahapan selalu memiliki ciri khusus dan berbeda dengan tahapan lainnya sehingga pemahaman terhadap tahapan perkembangan yang dialami siswa dengan berbagai sifat-sifatnya yang unik tersebut akan memberikan bekal kepada guru sebagai pengajar untuk menyesuaikan cara mengajar, pemilihan materi, pemilihan sumber  belajar, ataupun pemilihan metode pembelajaran.

B.   SARAN

Jika ada kekurangan dimakalah ini diharapkan kritik dan sarannya yang membangun. Karna kita tahu, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jadi jika ada kekurangan dari makalah ini kami mengharapkan masukan dari para pembaca.





DAFTAR PUSTAKA

Ali, mohammad & Asrori, mohammad.2004.Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : Bumi Aksara

Hartina, sitti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Reflika Aditama.

http://www.google.com, Rabu, 06 Oktober 2010, pukul 14 : 00

Poerwanti, ending & Widodo, nur.2005.Perkembangan Peserta Didik.Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

Sumantri, mulyani & Syaodih, nana.2007.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : Universitas Terbuka.

Sunarto & Agung Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryani, erlis.2009.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : Kusuma Negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar